pengertian ketahanan pangan

Pengertian Ketahanan Pangan dan Faktor yang Mempengaruhinya

Pengertian Ketahanan Pangan dan Faktor yang Mempengaruhinya
pengertian ketahanan pangan

JAKARTA - Pengertian ketahanan pangan adalah konsep yang sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu negara. 

Beberapa faktor pendukung utama dalam hal ini meliputi bahan baku industri, energi terbarukan, dan yang tak kalah vital, ketahanan pangan itu sendiri.

Kenapa ketahanan pangan menjadi hal yang sangat krusial bagi suatu negara? Secara sederhana, kita tidak bisa menjalani kehidupan sehari-hari tanpa mengonsumsi makanan. 

Pangan adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia untuk mendukung aktivitas dan kelangsungan hidup mereka. Dengan demikian, ketahanan pangan menjadi aspek yang sangat fundamental bagi suatu bangsa.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, penting untuk memahami pengertian ketahanan pangan, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta tantangan-tantangan dalam memastikan ketahanan pangan tersebut dapat terpenuhi.

Pengertian Ketahanan Pangan Menurut Para Ahli

Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Dengan mengonsumsi makanan yang tepat, tubuh akan memperoleh gizi yang cukup, sehingga dapat menghasilkan energi yang diperlukan untuk menjalani aktivitas sehari-hari. 

Tanpa energi, tubuh akan merasa lemah dan kurang bersemangat dalam menjalani rutinitas. Kebutuhan pokok inilah yang menjadikan ketahanan pangan sangat penting bagi keberlanjutan suatu bangsa.

Pengertian ketahanan pangan mencakup berbagai aspek yang cukup luas, sehingga banyak ahli yang memberikan pandangannya mengenai konsep dan tujuannya. 

Secara umum, ketahanan pangan dapat dipahami sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan memastikan setiap individu dapat memperoleh makanan yang cukup.

Di Indonesia, ketahanan pangan diatur dalam UU Pangan No 7 tahun 1996, yang mencakup aspek keamanan, kualitas, dan keragaman pangan sebagai hal yang harus dipenuhi untuk menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat dengan harga yang terjangkau. 

Konsep ketahanan pangan ini pertama kali muncul pada tahun 1943 melalui Conference of Food and Agriculture yang mengedepankan penyediaan pangan yang aman, cukup, dan layak untuk setiap orang.

Konsep ini didasarkan pada pemanfaatan sumber daya domestik secara optimal, yang mencakup keberagaman pangan yang ada di suatu negara. 

Pemenuhan kebutuhan pangan ini menjadi hak negara dan bangsa yang merdeka dalam menentukan kebijakan pangan mereka.

Komite Ketahanan Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa

Komite PBB yang membahas ketahanan pangan dunia mendefinisikan ketahanan pangan sebagai kondisi di mana setiap individu memiliki akses yang cukup, aman, dan bergizi terhadap makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka, baik secara fisik, sosial, maupun ekonomi.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO, 1997)

FAO menjelaskan bahwa ketahanan pangan adalah keadaan di mana individu atau rumah tangga memiliki akses yang cukup baik secara fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan yang cukup untuk seluruh anggota rumah tangga. 

Selain itu, tidak ada risiko kehilangan pangan atau anggota rumah tangga terkait pangan yang diakses.

FIVIMS (2005)

Ketahanan pangan dipahami sebagai kondisi di mana setiap individu memiliki akses yang memadai terhadap pangan yang aman dan bergizi, baik dari sisi fisik, sosial, maupun ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka. 

Tujuan akhirnya adalah untuk mencapai kehidupan yang sehat dan aktif bagi setiap orang secara berkelanjutan.

Undang-Undang No 18 Tahun 2012

Ketahanan pangan diartikan sebagai keadaan di mana kebutuhan pangan, dari tingkat negara hingga individu, dapat dipenuhi secara memadai. 

Selain itu, aspek budaya, agama, dan keyakinan masyarakat juga harus diperhatikan dalam upaya mencapai ketahanan pangan. Tujuan utama adalah untuk mencapai kehidupan yang sehat, produktif, dan berkelanjutan bagi seluruh individu.

Oxfam (2001)

Ketahanan pangan adalah kondisi di mana setiap individu memiliki akses dan kendali terhadap jumlah pangan yang mencukupi dan berkualitas untuk mendukung kehidupan yang aktif dan sehat. 

Ada dua aspek yang penting dalam definisi ini: pertama, ketersediaan pangan yang mencakup kualitas dan kuantitas, dan kedua, akses individu terhadap pangan tersebut melalui cara-cara seperti pembelian, pertukaran, atau klaim.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa definisi ketahanan pangan adalah kondisi di mana individu atau masyarakat memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun fisik. 

Tujuannya adalah memastikan setiap orang dapat mempertahankan kehidupan yang sehat dan produktif.

Pada masa pandemi Covid-19, kekhawatiran mengenai kelangkaan pangan sempat muncul akibat terbatasnya kegiatan masyarakat yang memengaruhi produksi dan distribusi pangan. 

Untuk mengatasi hal ini, banyak orang yang mulai bercocok tanam sendiri, dan pemerintah melalui Kementerian memperkenalkan Gerakan Ketahanan Pangan (GKP) guna meningkatkan ketahanan pangan di masyarakat.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan tentunya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan pangan ini dapat membuat suplai pangan terhambat atau bahkan sebaliknya. 

Lalu, apa saja yang menjadi faktor dari ketahanan pangan ini? Dikutip dari berbagai sumber, berikut penjelasannya:

Iklim atau Cuaca

Perubahan iklim atau cuaca, termasuk pemanasan global selama beberapa tahun tentunya akan memberikan pengaruh pada ketahanan pangan bagi suatu bangsa. 

Pengaruh yang diberikan biasanya adalah dampak negatif, berupa penurunan produksi pertanian, terutama padi yang akan menjadi nasi dan termasuk makanan pokok di Indonesia. 

Suhu yang tinggi serta curah hujan yang tidak dapat diprediksi, membuat cuaca tidak dapat diandalkan dan bahkan membuat sulit bagi para petani untuk bertani di lahannya. 

Hal ini kemudian dapat memicu gagal panen dan tentunya menyebabkan kerugian bagi para petani serta masyarakat. Gagal panen juga dapat menyebabkan kelangkaan dan membuat kenaikan harga pada bahan pokok tersebut.

Teknologi

Selain faktor yang dapat membuat kerugian, ada pula faktor yang akan menguntungkan ketahanan pangan seperti kemajuan teknologi. Teknologi memang memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan. 

Dengan kemajuan teknologi, proses budidaya pertanian bahkan pengolahan pangan pun akan menjadi lebih praktis, sehat dan bahkan menjadi lebih cepat dibandingkan dilakukan dengan cara manual. 

Penggunaan teknologi tersebut dapat digunakan selama proses penanaman, masa panen bahkan hingga pengolahan komoditas pangan. Teknologi juga dapat digunakan untuk menyimpan bahan-bahan pangan dengan baik. 

Tujuan penyimpanan bahan pangan dengan teknologi ini adalah agar tanaman serta komoditas pangan lebih aman selama didistribusikan serta digunakan oleh masyarakat. 

Pengembangan teknologi juga dapat bermanfaat untuk mengembangkan varietas unggul dalam mengadakan komoditas pangan.

Lahan Pertanian

Faktor penting dalam memastikan tercukupinya produktivitas komoditas pangan adalah melalui luas lahan pertanian yang memadai. 

Dalam konteks ini, semakin luas lahan pertanian, semakin besar kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang mencukupi. Sebaliknya, jika luas lahan pertanian mengalami penurunan, stabilitas pangan juga dapat terganggu.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana memiliki peran yang signifikan dalam memengaruhi ketahanan pangan. Ketika tidak ada sarana dan prasarana publik yang memadai, proses distribusi komoditas pangan akan mengalami hambatan. 

Sebagai contoh, di wilayah yang sulit dijangkau, distribusi pangan dapat terganggu dan jika dibiarkan dapat menyebabkan krisis pangan. 

Oleh karena itu, akses transportasi menjadi faktor penting untuk memastikan distribusi pangan merata ke seluruh wilayah tersebut. 

Selain berperan dalam pendistribusian, sarana juga memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas komoditas pertanian. 

Contohnya, pengadaan pupuk, benih unggul, dan faktor lainnya yang dapat membantu meningkatkan hasil pertanian. 

Sarana ketahanan pangan juga termasuk akses pada bahan pangan atau kemampuan seseorang membeli serta besaran alokasi bahan pangan. 

PBB mengatakan bahwa penyebab kelaparan seringkali bukan karena kemiskinan. PBB menyatakan, bahwa ketidakmampuan mengakses bahan pangan menjadi salah satu faktor dari penyebab kelaparan.

Kondisi Ekonomi, Sosial, Politik dan Keamanan Suatu Negara

Ketahanan pangan dapat terwujud ketika empat aspek penting dalam suatu negara terpenuhi, yaitu kondisi ekonomi, politik, sosial, dan keamanan. 

Jika keempat aspek tersebut tidak berjalan dengan baik, dampaknya dapat meluas ke berbagai sektor lain yang merugikan masyarakat, termasuk ketahanan pangan. 

Ketahanan pangan tidak hanya mencakup tentang supply dan ketersediaan bahan pangan saja, tetapi juga bagaimana masyarakat mampu mengakses bahan pangan tersebut dengan aman. 

Artinya, cara yang dilakukan untuk mendapatkan aman dan pangan yang didapatkan pun memiliki jaminan keamanan secara kesehatan dan faktor lainnya. Hal ini disebut pula sebagai keamanan pangan.

Tantangan Mencapai Ketahanan Pangan

Mencapai ketahanan pangan yang stabil bagi suatu bangsa tentu bukanlah hal yang mudah, sebab ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan demi menjaga ketahanan pangan, sehingga setiap masyarakat mendapatkan keamanan dan akses mudah untuk mendapatkan bahan pangan. 

Selain mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi ketahanan pangan, perlu dipertimbangkan pula beberapa tantangan untuk dapat mencapai ketahanan pangan. Apa saja tantangan yang harus dihadapi tersebut? Simak penjelasan berikut ini.

Degradasi Lahan

Tantangan pertama untuk mencapai ketahanan pangan bagi suatu bangsa adalah terjadinya degradasi lahan. Dalam usaha memenuhi ketahanan pangan, tentunya ada proses pertanian yang berlangsung secara terus-menerus. 

Apabila praktik pertanian dilakukan dengan intensif, maka akan memiliki dampak negatif terhadap kesuburan tanah dan akibatnya, hasil panen pun dapat menurun. 

Diperkirakan bahwa sekitar 40 persen dari lahan pertanian di seluruh dunia mengalami degradasi lahan dengan kondisi yang cukup serius dan hasil panen pun terus menurun. 

Sementara itu, di wilayah Afrika jika tren degradasi tanah terus berlanjut, maka diperkirakan pada tahun 2025 benua tersebut hanya akan mampu memberi makan seperempat dari populasi penduduknya.

Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit memiliki kemampuan untuk memengaruhi produksi pertanian dan juga peternakan. Hama serta penyakit juga memiliki dampak pada ketersediaan bahan pangan. 

Sebagai contoh, terdapat penyakit tanaman bernama Ug99 yang merupakan salah satu jenis penyakit karat batang yang menyerang pada tanaman, terutama pada gandum.

Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian hasil pertanian hingga mencapai 100%. Penyakit tersebut telah menyebar di beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah.

Gangguan produksi pangan di wilayah tersebut diperkirakan dapat berdampak pada ketahanan pangan secara global.

Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah memunculkan varietas gandum yang diperbarui dengan memanfaatkan keanekaragaman genetika yang ada pada kerabat liar gandum. 

Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan ketahanan varietas terhadap serangan penyakit karat batang atau Ug99 tersebut. Dengan begitu, ketahanan pangan pun tetap dapat tercapai.

Krisis Air Global

Sejumlah negara di seluruh dunia telah melakukan impor gandum sebagai akibat dari defisit air yang terjadi. Situasi ini kemungkinan juga akan berdampak pada negara-negara besar seperti Cina dan India. 

Di beberapa negara, tingkat air tanah terus menurun karena eksploitasi berlebihan melalui pemompaan air. 

Cina dan India adalah contoh negara yang mengalami penurunan tinggi muka air tanah ini, dan dampaknya juga dirasakan oleh negara-negara tetangga seperti Pakistan, Afghanistan, dan Iran. 

Dampak penurunan tingkat air tanah ini akan menyebabkan kelangkaan air dan mengurangi produksi tanaman pangan. Akibatnya, harga pangan akan meningkat karena pertumbuhan populasi yang terus berlanjut.

Perubahan Iklim

Fenomena cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir akan semakin meningkat sebagai akibat dari perubahan iklim yang sedang berlangsung. Dampaknya akan dirasakan terutama dalam sektor pertanian.

Diperkirakan bahwa di tahun 2040, sebagian besar wilayah sungai Nil akan berubah menjadi padang pasir yang tidak memungkinkan untuk kegiatan pertanian karena keterbatasan air. 

Dampak cuaca ekstrem memiliki dampak yang meluas, termasuk perubahan dalam produktivitas pertanian, gaya hidup, pendapatan ekonomi, infrastruktur, dan pasar. 

Ketahanan pangan di masa depan akan sangat tergantung pada kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dengan perubahan iklim melalui praktik pertanian yang sesuai.

Sebagai penutup, pengertian ketahanan pangan mencakup kemampuan suatu negara untuk menyediakan pangan yang cukup, aman, dan bergizi bagi seluruh warganya, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dan tantangan yang perlu dikelola dengan bijak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index