JAKARTA - Pengertian ROI atau Return On Investment adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menilai seberapa besar pengembalian dari investasi yang dilakukan dalam sebuah bisnis.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang pengertian ROI, cara menghitungnya, serta rumus yang diperlukan.
Pengertian ROI (Return On Investment)
Return on investment (ROI) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari suatu investasi, dengan membandingkannya dengan jumlah uang yang diinvestasikan.
Secara sederhana, pengertian ROI ini merujuk pada persentase keuntungan yang dapat diperoleh dari total aset yang ditanamkan dalam bisnis.
ROI merupakan alat yang sangat efektif untuk menilai seberapa efisien suatu bisnis dalam menghasilkan laba dari investasi yang dilakukan.
Dalam prakteknya, ROI digunakan untuk menghitung besarnya dana yang diperlukan untuk berinvestasi.
Misalnya, bagi seorang investor yang ingin menanam modal, persentase ROI bisa menjadi dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi.
ROI juga penting untuk menghitung potensi laba yang dapat dibagi kepada investor sebanding dengan jumlah investasi yang disetorkan.
Perhitungan ROI sangat krusial bagi investor karena memberikan gambaran tentang seberapa besar keuntungan yang bisa didapat jika mereka menginvestasikan modalnya dalam bisnis tertentu.
Misalnya, jika ingin berinvestasi dalam bisnis dengan ROI minimal 5 persen, maka investor dapat mengharapkan keuntungan yang setara atau lebih tinggi dari investasi yang mereka lakukan.
Selain itu, ROI juga berguna untuk mengukur keberhasilan sebuah proyek. Contohnya, jika perusahaan mengalokasikan dana untuk kampanye pemasaran, ROI akan digunakan untuk menganalisa apakah pendapatan yang dihasilkan melebihi biaya yang dikeluarkan.
Jika hasilnya positif, maka kampanye tersebut dianggap sukses. Sebaliknya, jika hasilnya tidak sesuai harapan, maka kampanye tersebut perlu dievaluasi lebih lanjut.
Definisi ROI (Return On Investment) Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa definisi ROI atau return on investment menurut beberapa ahli di bidang bisnis, antara lain:
Munawir (2007)
Return on investment merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang ditujukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan guna menghasilkan keuntungan.
Sutrisno (2001)
Return on investment merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan.
Suad Husnan & Enny Pudjiastuti (2004)
ROI atau return on investment merupakan rasio yang menunjukkan seberapa banyak keuntungan bersih yang dapat diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Bambang Riyanto (2005)
ROI merupakan tingkat pengembalian investasi yang menunjukkan tingkat kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk bisa menghasilkan keuntungan netto.
Kasmir (2015)
Menurut Kasmir, ROI sebagai rasio pengembalian ataupun hasil atas aktiva yang digunakan oleh sebuah perusahaan. Selain itu, ROI adalah skala pengukur efektivitas manajemen suatu transaksi investasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROI
Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap perhitungan ROI. Dimana perubahan nilai salah satu ataupun kedua faktor tersebut akan turut memberikan perubahan terhadap ROI yang dihasilkan. Faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
Tingkat Perputaran Aktiva Operasi atau Operating Assets
Aktiva yang dihitung disini yaitu yang berguna untuk kegiatan operasional atau yang disebut dengan operating assets. Misalnya saja, bangunan, peralatan, uang, sampai aset tidak berwujud seperti hak paten.
Sedangkan aset yang berupa investasi dan sejenisnya yang tidak langsung berdampak pada operasional bukan merupakan operating assets.
Menghitung tingkat perputaran operating assets ini memiliki tujuan untuk melihat sejauh mana perusahaan bisa memanfaatkan berbagai macam aset yang dimilikinya.
Selain itu, penghitungan ini juga bisa membantu mempertimbangkan perkembangan usaha menuju arah yang lebih maju.
Profit Margin
Sedangkan profit margin bisa diartikan sebagai rasio antara laba bersih dengan penjualan bersih. Itu artinya, kedua variabel yang dihitung tidak termasuk ke dalam beban pajak atau sejenisnya.
Dengan profit margin ini akan bisa diketahui besarnya efisiensi sebuah perusahaan. Hasil dari perhitungan profit margin ini menunjukkan berapa keuntungan yang diperoleh dalam 1 rupiah penjualan.
Misalnya saja, nilai profit margin yaitu sebesar 25 persen, maka artinya 1 rupiah penjual mengandung 0.25 rupiah keuntungan. Oleh karena itu, semakin besar hasil perhitungan profit margin, maka akan semakin besar juga keuntungan yang diperoleh.
Manfaat Return On Investment
Efisiensi Penggunaan Dana
Manfaat pertama dari ROI ini adalah ketika sebuah perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi yang baik, maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI ini bisa mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi, dan juga efisiensi bagian penjualan.
Mengetahui Kelemahan Perusahaan
Manfaat selanjutnya dari ROI yaitu bisa membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis. Sehingga bisa diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau bahkan di atas rata-rata.
Dengan begitu, akan bisa diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Mengukur Profitabilitas dari Perusahaan atau Produk
Apabila sebuah perusahaan menggunakan product cost system yang baik, maka dari perhitungan modal dan juga biaya bisa dialokasikan pada berbagai macam produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Maka hal itu akan memudahkan dalam menghitung profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan.
Sebagai Alat Kontrol
Fungsi yang terakhir dari ROI ini adalah sebagai alat kontrol untuk melihat bagaimana prospek saat ini. Sehingga dapat memperoleh bayangan terkait langkah apa yang selanjutnya dapat diambil oleh perusahaan.
Kegunaan dan Kelemahan ROI
1. Kegunaan
Beberapa kegunaan ROI yang cukup bermanfaat untuk mempertimbangkan rencana investasi antara lain:
a. Perusahaan bisa mengukur efisiensi berbagai macam aspek karena sifat ROI yang menyeluruh. Kegunaan tersebut dapat maksimal apabila akuntansinya telah dijalankan dengan baik.
b. Dapat digunakan sebagai perbandingan dengan perusahaan lain apabila rasio industri sudah diketahui.
c. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan investasi, baik itu dalam bentuk pembelian atau pendanaan.
2. Kelemahan
Selain kegunaan yang sudah disebutkan di atas, ROI juga mempunyai kelemahan. Hal ini perlu diperhatikan supaya penggunaan ROI ini tidak membuat perusahaan mengabaikan pertimbangan lain. Beberapa kelemahan ROI ini di antaranya yaitu:
a. Sulit untuk membandingkan rate of return antar perusahaan yang mungkin berbeda praktik akuntansinya. Perbedaan itu bisa mengakibatkan kesalahan perbandingan.
b. Fluktuasi nilai uang dapat berpengaruh pada perhitungan profit margin. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan atas pembelian yang dilakukan ketika inflasi dan ketika tidak inflasi.
c. Belum bisa dipastikan efektivitasnya karena tidak turut menghitung biaya modal. Padahal, biaya modal ini juga cukup penting untuk melihat tingkat penggunaan modal.
Cara Meningkatkan ROI
Gunakan A/B Testing
A/B Testing adalah metode yang digunakan untuk membandingkan apakah strategi yang diterapkan sudah memenuhi kebutuhan konsumen.
Untuk meningkatkan ROI perusahaan atau bisnis, pengujian A/B Testing dapat dilakukan pada konsumen, sehingga kita dapat mengetahui jenis kampanye mana yang memiliki potensi untuk berkembang dan mana yang perlu diperbaiki.
Langkah pertama adalah membuat beberapa strategi kampanye yang akan dijalankan. Berikut adalah contoh yang dapat digunakan:
-Landing Page
-Newsletter
-Content Marketing
-Website bisnis
Dengan cara ini, kita dapat meningkatkan ROI secara efektif dengan meningkatkan brand awareness kepada calon konsumen baru mengenai bisnis dan produk yang ditawarkan.
Tetapkan Tujuan ROI dan Buat Rencana yang Matang
Cara kedua untuk meningkatkan ROI adalah dengan menetapkan tujuan yang jelas serta menyusun rencana yang matang tentang prospek bisnis yang akan datang.
Tentukan tujuan bisnis yang cerdas, solutif, relevan, dan inovatif agar dapat mengembangkan bisnis lebih jauh dan memperluas target audiens. Hasil perhitungan ROI dapat digunakan sebagai pedoman dalam membuat proyeksi dan strategi bisnis.
Selain itu, pastikan untuk mempertimbangkan detail seperti perhitungan pajak dan perkiraan inflasi yang dapat mempengaruhi hasil proyeksi berdasarkan data yang tersedia.
Tentukan Unique Selling Product (USP)
Identifikasi dan tentukan Unique Selling Product (USP) dari produk dan bisnis yang dijalankan. USP yang jelas dan relevan dapat membantu menarik investor atau calon konsumen baru.
Semakin unik dan solutif USP yang dimiliki, semakin besar peluang untuk membedakan bisnis dari kompetitor. Hal ini dapat meningkatkan ROI secara signifikan.
Misalnya, jika menjalankan bisnis Cloud Kitchen, dengan tren yang sedang naik, dapat ditingkatkan dengan inovasi yang belum dimiliki kompetitor, seperti menambah fasilitas dine-in, yang tentunya akan memberikan nilai lebih.
Eksplor Channel Pemasaran Lainnya
Untuk meningkatkan ROI, salah satu strategi yang ideal adalah dengan mengeksplorasi channel pemasaran lainnya.
Ini bisa mencakup penggunaan website, pembuatan newsletter, pemasaran offline, atau pemanfaatan media sosial untuk menjaring audiens baru.
Eksplorasi berbagai channel pemasaran ini, kemudian gunakan data analisis untuk mengetahui platform mana yang memberikan impresi atau konversi terbanyak.
Setelah menemukan platform yang tepat, pelajari cara memanfaatkannya dan susun strategi konten yang efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Cara Menghitung ROI (Return On Investment)
Untuk memahami lebih dalam mengenai ROI, penting untuk mengetahui cara perhitungannya.
Penghitungan ROI ini bisa dilakukan dengan rumus yang cukup sederhana, yaitu dengan mengetahui biaya investasi yang dikeluarkan dan pendapatan yang akan diterima.
Meskipun rumusnya sederhana, ketelitian dalam memasukkan angka sangat diperlukan, karena terkadang terdapat perbedaan istilah yang sebenarnya merujuk pada hal yang sama. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung ROI:
ROI = (Pendapatan Investasi - Biaya Investasi) / Biaya Investasi x 100%
Selain itu, penting juga untuk menetapkan waktu pengembalian biaya. Hal ini akan membantu memberikan batasan pada perhitungan yang dilakukan, sehingga perkiraan pendapatan bisa lebih jelas.
Contoh Kasus
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang rumus ROI yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah beberapa contoh kasus yang dapat dihubungkan dengan situasi nyata:
Kasus Pertama
Perusahaan A ingin membeli sebuah alat yang bisa menggantikan pekerjaan 12 pekerja manusia.
Harga alat tersebut adalah 250 juta rupiah, sementara gaji masing-masing pekerja yang ingin dihilangkan adalah 3,6 juta rupiah per bulan. Untuk menghitung ROI selama satu tahun, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pendapatan investasi adalah total gaji yang bisa dihemat, yaitu 12 pekerja x 3.600.000 x 12 bulan = Rp518.400.000,-. Biaya investasi adalah harga alat, yaitu Rp250.000.000,-.
Rumus ROI:
ROI = (518.400.000 - 250.000.000) / 250.000.000 x 100%
= 268.400.000 / 250.000.000 x 100%
= 107,36% atau 1,0736
Hasil ROI lebih dari 100%, yang berarti pembelian alat tersebut menguntungkan dan dapat dipertimbangkan, karena dapat menutupi biaya investasi.
Kasus Kedua
Perusahaan B berinvestasi sebesar 200 juta rupiah dalam usaha penjualan alat musik, dan keuntungan dari penjualan tersebut mencapai 280 juta rupiah. Maka, perhitungan ROI adalah:
ROI = (280.000.000 - 200.000.000) / 200.000.000 x 100%
= 80.000.000 / 200.000.000 x 100%
= 40% atau 0,4
Kasus Ketiga
Perusahaan C mengeluarkan dana 5 juta rupiah untuk iklan produknya, dan memperoleh penjualan sebesar 8 juta rupiah dari 150 respon positif.
Dengan demikian, pendapatan investasi adalah 8 juta rupiah dan biaya investasi adalah 5 juta rupiah. Maka, perhitungannya adalah:
ROI = (8.000.000 - 5.000.000) / 5.000.000 x 100%
= 3.000.000 / 5.000.000 x 100%
= 60% atau 0,6
Sebagai penutup, dengan memahami pengertian ROI, perusahaan dapat membuat keputusan investasi yang lebih terukur dan mengoptimalkan hasil yang diperoleh.