Biaya Cuci Darah di Klinik dan Rumah Sakit di Jabodetabek

Kamis, 08 Mei 2025 | 12:45:18 WIB
biaya cuci darah

JAKARTA - Biaya cuci darah merupakan beban finansial yang harus ditanggung oleh penderita gagal ginjal kronis atau penyakit ginjal lainnya. 

Prosedur ini menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak dapat bekerja dengan baik. Frekuensi cuci darah bisa bervariasi tergantung kondisi pasien, apakah dilakukan seminggu sekali, dua kali seminggu, atau bahkan dua minggu sekali. 

Penyakit utama yang membutuhkan prosedur ini adalah gagal ginjal, tetapi gangguan ginjal lainnya juga bisa memerlukan cuci darah sementara.

Namun, tarif cuci darah yang cukup tinggi seringkali menjadi kendala, karena setiap sesi di rumah sakit atau klinik bisa memakan biaya yang cukup besar, mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah per prosedur. 

Mengenai biaya cuci darah dan layanan terkait, banyak rumah sakit dan klinik yang menawarkan konsultasi untuk memantau gangguan ginjal, dan penting bagi pasien untuk mengetahui perkiraan biaya ini untuk persiapan pengobatan.

Berapa Biaya untuk Sekali Cuci Darah di Rumah Sakit?

Prosedur cuci darah hanya tersedia di beberapa klinik atau rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk itu. Tarif cuci darah bervariasi, mulai dari Rp400 ribu hingga mencapai Rp5 juta per prosedur. 

Meskipun biayanya cukup tinggi, ini menjadi bagian dari pengobatan yang harus dijalani oleh penderita gagal ginjal. 

Berdasarkan informasi dari Alodokter, berikut adalah beberapa klinik dan rumah sakit yang menyediakan layanan konsultasi kesehatan ginjal dan cuci darah, lengkap dengan perkiraan biaya yang dibebankan.

Klinik dan Rumah Sakit untuk Konsultasi Ginjal:

-RS Khusus Ginjal Ny. R.A. Habibie, Bandung – Dimulai dari Rp200.000

-Mayapada Hospital Bogor BMC, Bogor – Dimulai dari Rp250.000

-Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta – Dimulai dari Rp420.000

-Rumah Sakit Umum YARSI, Jakarta – Dimulai dari Rp350.000

-Rumah Sakit Baiturrahim, Jambi – Dimulai dari Rp200.000

-Klinik Ratulangi Medical Center, Makassar – Dimulai dari Rp250.000

-Charitas Hospital, Palembang – Dimulai dari Rp175.000

-Mitra Keluarga Waru, Sidoarjo – Dimulai dari Rp224.000

-Rumah Sakit Umum Bhakti Asih, Tangerang – Dimulai dari Rp118.000

-Rumah Sakit Medika BSD, Tangerang Selatan – Dimulai dari Rp200.000

Klinik dan Rumah Sakit untuk Cuci Darah (Peritoneal Dialysis):

-Rumah Sakit Immanuel, Bandung – Dimulai dari Rp5.537.000

-Primaya Hospital, Tangerang – Dimulai dari Rp2.030.000 ‐ Rp3.040.000

-RSUP Nasional Dr. Ciptomangunkusumo, Jakarta:

Cuci darah kecil: Rp1.000.000 - Rp3.000.000

Cuci darah sedang: Rp3.050.000 - Rp6.000.000

Cuci darah besar: Rp6.500.000 - Rp11.000.000

-Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso, Jakarta – Dimulai dari Rp400.000 – Rp1.200.000

-Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala, Tangerang – Dimulai dari Rp750.000 – Rp877.000

-Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya – Dimulai dari Rp1.100.000

Efek Cuci Darah pada Penderita Ginjal

Setiap prosedur medis tentu memiliki potensi efek samping, begitu juga dengan pasien yang menjalani cuci darah. Berikut ini adalah beberapa dampak yang umumnya dirasakan oleh tubuh pasien:

Kelelahan

Pasien yang menjalani cuci darah dalam jangka panjang sering kali merasa lebih cepat lelah. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada fungsi ginjal, pola makan yang disarankan oleh dokter, serta stres yang dialami. 

Untuk mengurangi kelelahan, olahraga ringan seperti bersepeda atau berjalan kaki bisa membantu meningkatkan stamina.

Tekanan Darah Rendah

Tekanan darah rendah merupakan salah satu efek yang sering terjadi selama cuci darah. Selama prosedur, cairan tubuh akan berkurang, yang bisa menyebabkan rasa pusing dan mual.

Keram Otot

Selama cuci darah, cairan yang hilang dari tubuh dapat mempengaruhi otot, menyebabkan keram, terutama pada kaki. Kekurangan cairan menyebabkan otot bereaksi dengan spasme atau kejang.

Kulit Gatal

Beberapa pasien melaporkan gatal pada kulit setelah cuci darah, yang disebabkan oleh penumpukan mineral dalam darah.

Selain efek-efek di atas, pasien juga mungkin mengalami gangguan tidur, nyeri pada tulang atau sendi, mulut kering, dan perasaan cemas atau gelisah.

Kapan Harus Stop Cuci Darah?

Cuci darah sebenarnya bisa dihentikan, tetapi hal ini bergantung pada kondisi masing-masing pasien. Bagi mereka yang mengalami gagal ginjal sementara atau gangguan ginjal ringan, prosedur cuci darah bisa dihentikan jika fungsi ginjalnya kembali normal.

Namun, untuk penderita gagal ginjal kronis, prosedur ini harus dilakukan seumur hidup, kecuali jika ada kesempatan untuk menerima donor ginjal.

Setelah mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk cuci darah, penting untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit ginjal sejak dini. 

Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan antara lain rutin berolahraga selama 20 menit setiap hari, hanya mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter, menjaga pola makan sehat, serta menghindari kondisi yang memicu penyakit seperti hipertensi dan diabetes. 

Yang tak kalah penting adalah menjaga gaya hidup sehat. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan kamu bisa menghindari pengeluaran besar untuk tarif cuci darah. Seperti yang kita tahu, kesehatan itu sangat berharga!

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Cuci Darah?

Prosedur cuci darah dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, baik untuk penderita gagal ginjal akut maupun kronis. 

Biaya cuci darah untuk satu kali tindakan berkisar antara Rp800.000 hingga Rp1.500.000, dan seluruh biaya tersebut akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. 

Untuk mendapatkan tanggungan dari BPJS, pastikan untuk terlebih dahulu mengunjungi Faskes tingkat pertama dan meminta rujukan. 

Setelah itu, lengkapi berkas yang diperlukan dan kunjungi rumah sakit terdekat untuk melanjutkan prosedur.

Prosedur Cuci Darah

Prosedur cuci darah terbagi menjadi dua jenis, yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal (CAPD). Berikut penjelasan masing-masing prosedur:

Prosedur Hemodialisis

Pada prosedur ini, digunakan mesin khusus yang berfungsi menggantikan peran ginjal dalam menyaring darah. Proses cuci darah ini biasanya berlangsung selama 4 jam dan dilakukan tiga kali seminggu. 

Pertama, petugas medis akan menyuntikkan jarum ke pembuluh darah yang terhubung dengan mesin. Setelah itu, mesin akan menyaring darah kotor dan mengembalikannya ke tubuh dalam kondisi bersih.

Prosedur Dialisis Peritoneal atau CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis)

Metode ini menggunakan selaput yang terdapat di rongga perut (peritoneum) untuk menyaring darah. Petugas medis akan membuat sayatan kecil dekat pusar untuk memasukkan selang permanen ke dalam rongga perut. 

Selang ini digunakan untuk memasukkan cairan dialisat, yang akan menyerap limbah dan cairan berlebih dari darah. Setelah proses ini, cairan yang mengandung limbah akan dialirkan keluar melalui kantong khusus dan diganti dengan cairan dialisat yang baru.

Prosedur ini dapat dilakukan di rumah dengan waktu yang lebih singkat, sekitar 30 menit per sesi, dan dianjurkan dilakukan empat kali seminggu.

Layanan Finger Print bagi Pasien BPJS yang Mau Cuci Darah

Pasien yang memerlukan cuci darah kini dapat menikmati kemudahan berkat keringanan biaya yang ditanggung oleh BPJS. 

Selain itu, BPJS juga semakin menyederhanakan prosedur layanan kesehatan, sehingga pasien tidak lagi perlu memperbarui surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, seperti puskesmas atau klinik, setiap tiga bulan sekali. 

Sebagai gantinya, proses ini digantikan dengan penggunaan sidik jari (finger print) di rumah sakit. Jika sidik jari pasien sudah terdaftar, mereka bisa langsung melakukan prosedur cuci darah. 

Namun, bagi yang belum terdaftar, pasien harus mendaftarkan diri menggunakan e-KTP yang kemudian diverifikasi melalui sidik jari.

FAQ

1. Apa itu cuci darah?

Cuci darah adalah prosedur medis yang menggunakan mesin dialisis untuk menyaring kotoran, racun, kelebihan cairan, dan garam dalam darah. 

Proses ini membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan kadar mineral seperti kalium, natrium, dan kalsium dalam tubuh.

2. Berapa tarif cuci darah BPJS?

Tarif cuci darah yang ditanggung BPJS berkisar antara Rp800.000 hingga Rp1.500.000 untuk setiap prosedur.

3. Berapa tarif cuci darah di rumah sakit?

Tarif cuci darah di rumah sakit dapat bervariasi tergantung fasilitasnya, mulai dari Rp400.000 hingga lebih dari Rp5.000.000.

4. Apakah cuci darah ditanggung BPJS Kesehatan?

Cuci darah dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, dengan biaya yang bervariasi tergantung rumah sakit dan jenis membran dialisis yang digunakan.

5. Apa risiko cuci darah?

Beberapa risiko cuci darah yang dapat dialami pasien antara lain:

-Kelelahan

-Tekanan darah rendah

-Kram otot

-Kulit gatal-gatal

-Mual dan kram perut

-Nyeri dada dan punggung

-Gangguan tidur

-Cuci darah berapa kali

Satu sesi cuci darah biasanya berlangsung antara tiga hingga lima jam. Frekuensinya bisa sekali seminggu atau dua minggu sekali, tergantung kondisi pasien.

Sebagai penutup, memahami biaya cuci darah dan pilihan perawatan yang tersedia sangat penting agar pasien dapat merencanakan langkah pengobatan dengan lebih baik dan efektif.

Terkini

Cara Mengatasi Jari Tangan Kaku dan Nyeri Saat Ditekuk

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:12 WIB

Rutinitas Pagi yang Berpotensi Menyebabkan Serangan Jantung

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:11 WIB

Alasan Penting Jangan Minum Kopi Langsung Setelah Bangun

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:10 WIB

Mengapa Tubuh Tiba-Tiba Menginginkan Makanan Pedas Seketika?

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:09 WIB

Harga Sembako Jatim Hari Ini Selasa 23 Desember 2025 Turun

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:07 WIB